saya ingin bercerita tentang perjalananku mengelola bisnis warnet, suka dukanya, dan juga sedikit kisah di masa lalu.
ok... pada awalnya saya di ajak temen seorang operator warnet di daerah Depok, waktu itu saya lagi nganggur diajak untuk jaga warnet di tempatnya karna teman sekerjanya keluar dan dia disuruh untuk mencari pengganti. saya terima pekerjaan itu hmm ternyata kerjanya enak juga tinggal duduk - duduk santai nungguin billing di kursi empuk dan ruangan ber AC, waktu itu saya di gaji 20rb per hari, makan dikasih gratis sama boss, bisa dibilang awal - awal jaga cukup menyenangkan dan nggak ada masalah yang serius, tapi beberapa bulan kemudian masalah mulai datang bertubi tubi, saya kerja ship malem mulai jaga jam 4 sore sampai jam 10 malam, kadang-kadang sampai jam 12 malem, tergantung pengunjung kalo lagi rame. nah karna saya kerjanya ship malem otomatis saya juga yang menyerahkan uang penghasilan ke boss, dan uangnya harus sama persis dengan yang tertera di billing, masalahnya keseringan uang yang ada di laci itu selalu kurang dari yang tertera di billing, misal di billing 200.000 di laci cuma ada 180.000 dan ini harus saya pertanggungjawabkan dengan dipotong gajih. kebayang ga, gaji 20.000 dipotong 20.000 .... ya abis
awalnya saya pikir, sudahlah yang penting ada kerjaan daripada nganggur kan lumayan bisa buat cari pengalaman, tapi lama kelamaan ga tahan juga, soalnya sering banget kejadian kaya gitu, paling tidak saya kan butuh transport untuk sampe ke tempat kerja, kalo naik ojek 5.000 kalo naik angkot 2.000 tapi jalan lagi jauh, itu satu kali naik kalo pulang pergi ya jadi 10.000 perhari untuk ngojeg dengan kata lain gaji bersih saya cuma 10.000 per hari, awalnyanya saya sabar - sabarin aja untuk 2-3 bulan terus-terusan begitu, tapi lama kelamaan ga kuat juga. yang saya heran kenapa uang itu bisa berkurang harusnya kan sama persis, nah akhirnya karna kejadian itu berulang terus boss jadi berpikiran bahwa saya suka menghilangkan ( mencuri ) uang yang ada di laci, waktu itu ada semua karyawan dikumpulkan sama boss untuk dipecahkan masalahnya karena kan kasian juga kalo saya harus nombokin terus, akhirnya diputuskan setiap pergantian operator uang yang dilaci harus di hitung dan dicocokan dengan yang ada di billing, tapi semenjak itu temen-temen jadi nggak suka sama saya, seolah olah mereka juga menjadi tertuduh pencuri, pernah ada guyonan dari temen " elu sih nyolong mulu, jadi repot gini kan sekarang " asli, sakit banget dikatain gitu, tapi udahlah saya anggap itu cuma guyon.
tapi karena guyonan itu jadi keseringan, akhirnya saya nggak kuat dan memutuskan untuk keluar, waktu itu sambil nangis saya bilang ke temen-temen " saya mau keluar, mau buat warnet sendiri " meledaklah ketawa mereka, " mana elu punya duit " itu kata-kata yang saya inget, setelah saya keluar, saya dan istri pindah ngontrak rumah di Bogor di daerah komplek, 6 bulan jadi pengangguran rasanya sesak banget di dada, nungguin istri pulang kerja dari pagi pulang malem-malem, hati ini berontak, nggak kuat kalo harus begini terus, mau ngelamar kerja ijazah cuma SMP, mau jadi kuli ga kuat, badan lemah gini, impian untuk buka warnet sendiri pun sirna, karna bener-bener ga punya modal, duit dari mana, 1 komputer aja harganya 4jt sedangkan posisi lagi nganggur, istri kerja sebagai guru honor dengan gaji 300.000 sebulan, belum dipotong ongkos, dipuncak keputus asaan itulah mulai tumbuh benih-benih harapan. waktu itu banyak murid-murid istriku yang main kerumah untuk belajar. dari situ kepikiran kenapa ga buat LES aja, kan lumayan 1 anak 20rb aja kali 10 orang bisa 200rb. dari hasil LES ini kita kumpulkan sedikit demi sedikit untuk beli 1 unit Komputer, setelah punya komputer kepikiran untuk buka pengetikan, sama print. ternyata banyak peminatnya, maklumlah waktu itu bisa dibilang warnet masih sedikit, dan belum tentu juga menyediakan print apalagi pengetikan.
singkat cerita warnet idamanku akhirnya berdiri juga dengan modal 5 unit komputer 1 server 4 client. ternyata setelah jadi warnet, lebih meledak lagi, banyak banget pengunjungnya ketimbang cm pengetikan aja, mulai dari anak-anak remaja yang masih baru belajar facebook kan, anak-anak kecil yang main game online, bahkan yang kalangan dewasapun ikut meramaikan mereka biasanya nge print atau cek email, atau cari-cari lowongan kerja di internet, dan banyak lagi sampe-sampe saking antrinya 1 komputer di tungguin 4 orang lebih, disaat rame itulah saya dan istri mulai menabung untuk mengembangkan bisnis, untuk nambah komputer atau nambah cabang. akhirnya sampe tulisan ini dibuat saya punya 3 cabang warnet dengan masing-masing 10 unit komputer, alhamdulilah, dulu hanya angan-angan dan jadi bahan lelucon temen-temen dan sekarang bisa menjadi kenyataan.
sekian
tamat
No comments:
Post a Comment